Rabu, 02 Maret 2011

Kesadaran, Tanggung Jawab dan Keikhlasan

          Jika aku berangkat pagi pagi ke sekolahku dan sampai di sekolah lebih awal maka aku akan mendapatkan ruang kelas X.1, kelas yang telah ku tempati selama 7 bulan terakhir ini sangat kotor dan berantakan. Seperti pagi ini.
          Aku datang lebih pagi karena hari ini di sekolah akan diadakan peringatan maulid nabi Muhammad SAW. Saat memasuki di sana hanya ada dua orang teman ku. Aku menghela nafas seperti yang ku perkirakan sebelummya kelas pasti kotor. Aku lalu berjalan ke arah bangku ku dan menunggu teman-teman ku yang lain.
          Jam telah menunjjukan pukul 7.15 WITA dan kelas telah penuh dengan teman sekelasku. Kemudian aku memandang sekeliling tak ada seorang pun yang bergerak membersihkan kelas. Aku berjalan ke arah meja guru, di dinding belakang meja itu terpampang daftar piket kebersihan kelas ku aku kemudian memandang nama-nama yang terpampang di sana, sebagai ketua kelas aku mulai meneriaki teman ku yang bertugas hari ini agar segera membersihkan kelas. Dan coba tebak, tak seorang pun menanggapi teriakanku, aku menghela nafas dan mendekati mereka satu persatu. Aku kemudian membujuk mereka, dengan segala cara yang kulakukan aku membujuk mereka dengan lemah lembut untuk membersihkan kelas dan bukannya mengambil sapu dan membersihkan kelas mereka malah mengacuhkan ku dan menyuruh orang lain. Kemudian, ku datangi ia, teman dekat ku di kelas ini. Ku bujuk dia untuk membersihkan kelas karena hari ini adalah tugas piketnya, belum selesai aku bicara ia menyuruhku untuk menyuruh orang lain dan bukan ia, karena pada hari sebelum-sebelumnya ia telah membersihkan kelas dan menurutnya tidak adil jika hanya dia yang terus aku suruh untuk menyapu kelas sedangkan yang lain tidak.
          Mendengar perkataannya aku terhenyak. Aku lalu pergi darinya dan mengambil sapu lalu menyapu kelas kotor ini, walau hari ini bukan tugas piket ku, akan tetapi sebagai ketua kelas aku juga merasa bertanggung jawab. Sambil menyapu aku memikirkan tentang kurangnya kesadaran teman-teman sekelas ku menegenai kesadaran dan tanggung jawab. Mereka hanya ingin mengerjakan kewajiban mereka jika dipaksa atau diadukan pada guru jika tak mengerjakannya dan bukan atas kesadaran sendiri. Aku merasa miris pada tingkah laku teman-teman kelas ku. Tak ada sedikit pun kesadaran mereka tentang pentingnya kebersihan itu, padahal sekolah yang kami tempati belajar saat ini adalah salah satu sekolah yang mengajarkan tentang hidup bersih setiap harinya dan juga sekolah yang terkenal dengan kebersihannya yang patut di contoh oleh sekolah lain di kota ini. Tetapi, menurutku yang paling penting adalah bagaimana menjalankan tanggung jawab yang telah diberikan kepada kami untuk mengelola kelas kami agar terlihat rapi dan bersih.
          Setelah beberapa menit menyapu aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku. Beberapa teman yang dari melihatku menyapu dalam diam, membantuku membersihkan kelas ini, mungkin karena mereka kasihan melihatku, merasa bersalah, atau merasa tak enak membiarkanku menyapu sendiri, dan tak lama teman dekat ku yang tadi juga mengambil sapu dan mulai menyapu, aku diam-diam tersenyum melihatnya. Tapi senyum itu tak berlangsung lama. Lima menit kemudian ia dan beberapa teman ku yang lainnya menghentikan kegiatannya dan pergi entah kemana. Ku lihat ia, teman ku buru-buru duduk di bangkunya dan mengeluh kelelahan karena telah menyapu satu baris bangku. Aku kemudian berjalan menuju bangku ku yang tadi telah di sapu olehnya dan ku lihat masih terdapat banyak sampah dan kotoran di sana. Aku lalu kembali menyapu area yang belum bersih itu dan area lainnya sampai bersih.
Dari sanalah aku dapat menyimpulkan bahwa walaupun kita mengerjakan sesuatu yang telah menjadi tanggung jawab kita akan tetapi tak ada keikhlasan dalam mengerjakannya maka hasil yang didapatkan tidak akan pernah mambuahkan hasil yang baik pula.
         Dan pelajaran yang dapat kita petik adalah harusnya mulai dari sekarang kita bisa mulai menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab untuk mengerjakan kewajiban kita dan bukan karena ingin di puji oleh orang lain atau karena takut akan hukuman yang kita terima jika tidak mengerjakannya dan disertai dengan keikhlasan dalam mengerjakannya jika menginginkan hasil dari pekerjaan yang kita lakukan itu menghasilakan sesuatu yang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar