Minggu, 18 September 2011

Catatan Harian ku: Minggu pagi yang Penat

18 September 2011

Fiuh..
Hari ini badan ku sangat sulit untuk ku gerakkan.. Mungkin akibat begadang semalam, entah aku tak tahu.. Yang jelas aku betul-betul lelah dan penat..
T_T

Belum lagi tugas bersih-bersih pagi ini serta orang tua yang tak bisa berhenti berceloteh dan memberi ku 'siraman rohan' pagi hari hampir membuat ku berteriak frustasi karena pusing dan kelelahan..

Ah..
Walau pun tadi saat nonton anime laptop disita, paling tidak hari ini tak ada pukulan dari guru yang tak jelas itu hari ini.. Sudah menjadi pertanda baik bagi ku..

Hmmm..
Rasanya akhir-akhir ini aku sudah terlalu banyak mengeluh, tapi sungguh belakangan ini hidup terasa berat bagi ku.. Smoga semuanya bisa kembali seperti dulu..


Yang lelah,



Kimidori Ai

Sabtu, 17 September 2011

Catatan Harian Ku : Bad day.. Really, a bad day


17 September 2011


Hal ku khawatirkan kemarin, tidak terjadi pada hari ini. Setidaknya, sampai detik ini kelinciku tidak mati. Bahkan kelihatnnya semakin membaik..
Makasih ya Allah.. ^^

Dan pagi ini, setelah amino belajar ku turun sejak naik kelas beberapa bulan yang lalu, dengan semangat aku melangkahkan kaki ku ke gerbang sekolah. Setelah merenung semalaman akhirnya aku dapat kembali meyakini mottoku "Kalau mereka bisa, kenapa aku tidak?", serta mengembalikan semangat ku kembali..

Yah, karena susana hatiku sedang senang jadi, presentase pagi itu berjalan dengan baik dan aku pun berharap akan menemukan banyak hal yang menyenangkan hari ini..

Tapi, ternyata takdir berkata lain..

Kesialanku berawal saat pelajaran terakhir sebelum sekolah berakhir..
Hmmm, hanya karena minta teman ku mengoper buku saat kami memeriksa pekerjaan kami aku mendapatkan 'hadiah' berupa pukulan dari guru ku.. Bukan hanya sekali, 3 kali, batang sapu yang cantik itu bertemu dengan tulang lengan ku yang kurus.. Akh, andai aja cuma aku yang diberi 'hadiah' manis itu mungkin aku akan menangis.. Tapi, setelah ku pikir lagi, aku lumayan beruntung dari pada Hikari-chan yang hanya dipukul sekali tapi saking kerasnya sampai gagang sapu malang itu bengkok..

Huft..

Belum hilang rasa sakit di lengan ku, sorenya aku ikut ulangan susulan kenaikan level di tempat kursus ku.. Sialnya, jawaban yang seharusnya ku tulis untuk pertanyaan nomor 4 tertukar dengan jawaban nomor 3.. Entah karena aku tak teliti atau aku yang tidak belajar sebelumnya atau dampak dari kejadian tadi siang ulangan kali ini adalah yang terburuk dari sebelum-sebelumnya.. Tapi sungguh, aku betul-betul tak bisa terima jika nantinya aku mendapat nilai C di ijazah ku nanti.. Aku betul-betul akan membuat orang tua ku malu.. >,<

Ah,
belum lagi dengan Tham-chan yang marah pada ku karena mengira aku menyembunyikan sesuatu darinya.. Walau pun seperti ini aku tak akan menyimpan rahasia dari sahabat ku sendiri.. Tak bisa kah kau percaya padaku, padahal aku mempercayai mu??

Apa kau tak tahu Tham-chan.. Yang terpenting dari sebuah persahabatan itu adalah kejujuaran dan saling percaya, jika semua itu sudah tak ada maka tak akan ada lagi persahabatan..

Sungguh, aku mengharapkan esok akan jauh lebih baik dari hari ini..


Yang Berharap,


Kimidori Ai  ..

Jumat, 16 September 2011

Lirik lagu Sen no yoru wo koete

Aisaretai demo aisou to shinai
Sono kurikaeshi no naka wo samayotte
Boku ga mitsuketa kotae wa hitotsu kowakutatte kizutsuitatte
Suki na hito ni wa suki tte tsutaerunda


I want to be loved, but you don't seem to love me
I'm wandering aimlessly within this repetition
And the answer I found is only one; that even if I'm scared, even if I'm hurt
I'll say "I love you" to the person I love

Aku ingin mencintai, tapi kau tak tampak mencintaiku
Aku mengembara tanpa tujuan dalam pengulangan ini
Dan jawaban yang kutemukan hanya satu; bahkan jika aku takut, bahkan jika aku terluka
Aku kan berkata "aku mencintaimu" pada seseorang yang kucinta

Anata ga boku wo aishite? iru ka aishite inai ka?
Nante koto wa mou docchi demo iin da
Donna ni negai nozomou ga
Kono sekai ni wa kaerarenu mono ga takusan aru darou
Sou soshite boku ga anata wo aishiteru to iu jijitsu dake wa
Dare ni mo kaerarenu shinjitsu dakara

Do you love me? Do you not love me?
As for things like that, it's fine either way
No matter how much I wish
There are many unchangeable things in this world, right?
That's right, and simply the reality which says that I love you
Is the truth because it can't be changed by anybody

Apakah kau mencintaiku? Apakah kau tidak mencintaiku?
Mengenai hal-hal seperti itu, baiknya salah satu dari dua hal tersebut
Tak peduli seberapa banyak kuberharap
Ada banyak hal di dunia ini yang tak dapat di rubah, kan?
Benar sekali, dan kenyataan yang sederhana yaitu berkata bahwa aku mencintaimu
Inilah kenyataan karena tak dapat di rubah oleh siapa saja

Sen no yoru wo koete anata ni tsutaetai
Tsutaenakya naranai koto ga aru
Aisaretai demo aisou to shinai
Sono kurikaeshi no naka wo samayotte
Boku ga mitsuketa kotae wa hitotsu kowakutatte kizutsuitatte
Suki na hito ni wa suki tte tsutaeru n da
Kimochi wo kotoba ni suru no wa kowai yo demo
Suki na hito ni wa suki tte tsutaeru n da

I want to overcome the thousands of nights and tell you
There's something that I must tell you
I want to be loved, but you don't seem to love me
I'm wandering aimlessly within this repetition
And the answer I found is only one; that even if I'm scared, even if I'm hurt
I'll say "I love you" to the person I love
Putting these feelings into words is such a scary thing
But I'll say "I love you" to the person I love

Aku ingin menguasai seribu malam dan memberitahumu
Ada sesuatu yang harus kuberitahukan padamu
Aku ingin mencintai, tapi kau tak tampak mencintaiku
Aku mengembara tanpa tujuan dalam pengulangan ini
Dan jawaban yang kutemukan hanya satu; bahkan jika aku takut, bahkan jika aku terluka
Aku kan berkata "aku mencintaimu" pada seseorang yang kucinta
Meletakan perasaan ini ke dalam kata-kata adalah hal yang sungguh menakutkan
Tapi aku kan berkata "aku mencintaimu" pada seseorang yang kucinta

Kono hiroi sekai de meguri au yorokobi wo kotoba jya ii arawasenai ne
Dakara bokutachi wa hohoemi
Iro azayaka ni sugiru aki wo do-re-mi de utatte
Fuyu wo se ni haru no komorebi wo machi
Atarashiku umare kawaru dareka wo mamoreru youni to

In this wide world, I can't express the joy of encountering you with words very well huh...
That's why we smile,
And sing do-re-mi in the autumn filled with vivid colors
With winter at our backs, waiting for the sunlight shining through the leaves in spring
To become born anew, in a way that we're able to protect someone

Di dunia yang luas ini, aku tak dapat mengutarakan kegembiraan bertemu denganmu lewat kata-kata yang baik huh...
Oleh karena itu kita tersenyum,
Dan bernyanyi do-re-mi pada musim gugur yang terisi dengan warna yang terang
Dengan musim dingin kekuatan kita, menunggu sinar matahari bersinar melewati dedaunan di musim semi
Untuk menjadi terlahir kembali, pada sebuah jalan dimana kita dapat menjaga seseorang

Kita michi to yukisaki furikaereba itsudemo okubyou na me wo shite ita boku
Mukiaitai demo sunao ni narenai
Massugu ni aite wo aisenai hibi wo
Kurikaeshite wa hitoribocchi wo iyagatte
Ano hi no boku wa mukizu na mama de hito wo aisou to shite ita

When I turn back at the road I came from and the way ahead, I always had the eyes of a coward
I want to face you, but I can't be honest
As for the days I repeated not being able to straightforwardly love the other,
I hated being alone
The me of that day seemed to love in a uninjured way

Ketika aku kembali pada jalan yang ku datangi dan berjalan lurus, aku selalu mendapatkan mata seorang pengecut
Aku ingin menghadapimu, tapi aku tak dapat jujur
Mengenai hari-hari yang kuulangi tak dapat berterus terang mencintai orang lain
Aku benci sendirian,
Di hari itu aku tampak mencintai di jalan yang tanpa menderita luka

Sen no yoru wo koete ima anata ni ai ni yukou
Tsutaenakya naranai koto ga aru
Aisaretai demo aisou to shinai
Sono kurikaeshi no naka wo samayotte
Boku ga mitsuketa kotae wa hitotsu kowakutatte kizutsuitatte
Suki na hito ni wa suki tte tsutaeru n da
Sono omoi ga kanawanakutatte suki na hito ni suki tte tsutaeru
Sore wa kono sekai de ichiban suteki na koto sa

I'll overcome the thousands of nights and head out to meet you right now
There is something that I must tell you
I want to be loved, but you don't seem to love me
I'm wandering aimlessly within this repetition
And the answer I found is only one; that even if I'm scared, even if I'm hurt
I'll say "I love you" to the person I love
Even if these feelings aren't returned, saying "I love you" to the person you love
That is the most beautiful thing in the world

Aku akan menguasai seribu malam dan berada di depan untuk bertemu denganmu sekarang juga
Ada sesuatu yang harus ku beritahukan padamu
Aku ingin mencintai, tapi kau tak tampak mencintaiku
Aku mengembara tanpa tujuan dalam pengulangan ini
Dan jawaban yang kutemukan hanya satu; bahkan jika aku takut, bahkan jika aku terluka
Aku kan berkata "aku mencintamu" pada seseorang yang ku cinta
Bahkan jika perasaan ini tak dapat dikembalikan, berkata "aku mencintaimu" pada seseorang yang kau cinta
Itulah hal yang paling indah yang ada di dunia

Naskah Drama

Naskah ini aku buat untuk pementasan PORSENI di sekolah, karena waktunya mepet dan orang-orang ingin mementaskannya belum pernah sekalipun latihan jadi drama ini tidak sempat di pentaskan. Jadi, dari pada naskahnya tinggal begitu saja dalam komputer lebih baik aku masukkan saja ke blog ku siapa tau bisa lebih bermanfaat buat teman-teman.. Yah,, yang terakhir maaf kalau kurang rapi.. T_T


ELF

Ada seorang gadis buta yang hidup seorang diri, orang tuanya telah meninggal sejak 15 tahun yang lalu akibat kecelakaan mobil. Kini gadis itu Tinggal bersama dengan tantenya. Karena tantenya adalah wanita karir, sehingga ia tinggal sendirian dalam rumah yang cukup besar. Walau pun buta, gadis itu sudah terbiasa hi/
dup mandiri dan mengurus kebutuhannya sendiri.
Suatu hari, karena merasa bosan karena kesepian dan tidak memiliki teman gadis itu memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tapi, baru melangkah beberapa langkah dari pagar rumahnya..
FARIZ         : AWASSSS!!
ELF             : (terkena bola dan jatuh)
FARIZ         : (berlari mendekatin Elf) “Kau tak apa-apa?” (membantu Elf berdiri)
Elf               : “Ya. Tak apa-apa” (menggosok tangannya yang luka) “Terima kasih” (berdiri membelakangi Fariz )
FARIZ         : “Kenapa anak ini membelakangiku”  (berjalan ke depan Elf, mengamatinnya) “apa jangan-jangan” (melambaikan tangannya di depan muka Elf) “Hey.. Kau.. kau buta ya??”.
ELF             : “Ia, kenapa?” (sinis)
FARIZ         : “pantas saja kau tak menghindar tadi, ” (mengambil bolanya) “mengapa kau berjalan sendirian? Itu kan bahaya sekali, apalagi kau tak bisa melihat”
ELF              : “Hmmm, aku bosan di rumah teruss”                               
FARIZ         : “kau tak punya teman ya?”
ELF             : “Begitulah”
FARIZ         : “kasihan sekali anak ini”. “Emmm, kalau begitu ayo ikut aku”
ELF             : “ke mana?”
FARIZ         : “kita ke lapangan sana. Di sana ada banyak anak seumuruan kita, aku akan memperkenalkanmu kepada teman ku. Kau akan mempunyai banyak teman di sana.”
ELF             : “Ya.. baiklah” (agak ragu)
          Mereka pun berjalan menuju lapangan..
FARIZ         : “Oh ya.. kau suka sepak bola?”
ELF             : “aku tak pernah menonton sepak bola. Kau ingat aku buta” (dengan nada sinis)
FARIZ         : “Oh ya.. Maaf”
ELF             : “tak apa-apa.. Btw, kau belum menyebutkan nama mu.. Aku Elf”
FARIZ         : “Elf ya nama yang lucu.. Aku Fariz”


               Di Lapangan..
FIKRI         : “Hoyy.. Fariz.. Di sini”
FARIZ         : “Hy.. Maaf terlambat”
FIKRI         : “Dasar..” (Melihat Elf) “Fariz siapa gadis itu?” (berbisik”)
FARIZ         : “Dia orang yang membuatku terlambat tahu.. ”
ELF             : “Ehmmm..”
FARIZ         : “Oh ya.. Fikri ini Elf. Elf ini Fikri”
FIKRI          : “Hy.. Aku Fikri” (mengangkat tangan)
FARIZ         : (Mengangkat tangan Elf)
ELF             : “Elf . Senang bertemu dengan mu”.
FARIZ         : “Dia buta tau” (Berbisik)
FIKR           : “What??”
FARIZ         : “Ceritanya panjang. Aku..”
TIAN           : “Fariz, Fikr .. hy..”
FIKRI & FARIZ: “Hy Tian”
FIKRI           : “Tian, mana Wiwik?”
TIAN            : (Bengong) “Fikri, Fariz Siapa dia??”
FARIZ         : “Oh, ya Tian. Ini Elf, Elf ini teman ku yang lain Tian”
TIAN          : (Ceria) “Hy Elf. Anak baru ya di sini.. kok aku nggk pernah melihatmu?”
ELF                       : “Nggk udah lama, Cuma aku baru ke sini”
TIAN                    : “Oh.. kenapa??”
ELF                       : “Soalnya aku…”
FARIZ         : “Dia nggk bisa melihat. Eh, ayo main Fikri. Elf, kamu tinggal di sini ya, ngobrol aja ma Tian dia baik kok. Nantin aku antar kamu pulang deh..”
ELF             : “Ia, makasih ya Fariz ”
FARIZ         : (Smile) “Ya”
TIAN          : “Elf, kita duduk di sana yuk!!” (menarik Elf)
ELF             : “Ya”
WIWIK       : “Hy, Tian siapa dia?” (Melirik Elf)
TIAN          : “Wi, Dia Elf teman baru kita”
WIWIK       : “Oh..”                                

         Sejak saat itu, Elf mempunyai banyak teman yang sangat baik padanya, dia bukan lagi gadis buta yang kesepian, tapi dia adalah gadis buta yang mempunyai banyak teman yang selalu menghibur dan tak pernah mempersoalkan kekurangan Elf.

* * *
Di antara semua teman-teman Elf yang lain, Fariz yang selalu ada untuk Elf saat ia senang apa lagi duka. Ia mengajarkan segala sesuatu yang ingin di ketahui oleh Elf, mulai dari segala sesuatu yang ada di sekitar mereka sampai denagn hal-hal yang jarang di temui Elf. Hampir setiap hari Fariz datang ke rumah Elf untuk menemuinya. Mungkin karena Fariz-lah yang pertama kali bertemu dengan Elf dan menjadi teman pertamanya dan seiring berjalannya waktu hubungan mereka berdua semakin akrab.
ELF             : “Dari ceritamu ku yakin pekarangan rumah bibi ku ini sangat bagus ya?”
FARIZ         : “Begitulah”
ELF             : “…” (mendesah)
FARIZ         : “Kenapa?”
ELF             : “Aku ingin sekali melihat.. aku ingin melihat rumah ini, melihat bunga-bunga yang selalu kau ceritakan padaku, melihat bibi ku, teman-teman ku, dan melihat mu..”
FARIZ         : “Hmm, kau bisa melihat melalui ku Elf”
ELF             : “Apa maksud mu?”
FARIZ         : “Kau bisa membayangkan apa yang ku ceritakan, dengan begitu kau bisa tahu semuanya dan kau bisa melihat semuanya dalam kepalamu”
ELF             : “Yah.. Kau benar, tapi aku benar-benar ingin melihat..”
FARIZ         : “Kalau begitu, kita bisa mencari mata untukmu”
ELF             : “Maksudmu?”
FARIZ         : “Kita cari orang yang ingin mendonorkan matanya untukmu”
ELF             : “Tapi akan kah ada orang yang mau?”
FARIZ         : “Emm, kita lihat saja nanti. Pasti ada Elf. Kau akan melihat. Aku akan mencari orang yang mau mendonorkan matanya. Aku janji kau akan melihat”
ELF             : “Ya. Terima kasih”
FARIZ         : “Nggg, ngomong-ngomong kalau nanti kau sudah bisa melihat apa yang ingin kau lihat pertama kali?”
ELF             : “Emm, entahlah.. Mungkin bibi ku, lalu kau dan teman-teman”
FARIZ         : “Oh..”.. “Elf?”
ELF             : “Ya..”
FARIZ         : “Low udah melihat nanti mau nggk kamu.. emm.. ehh.. nggg..” (gugup)
ELF             : “Mau apa?” (penasaran)
FARIZ         : “Nggk, nanti aja deh.. Hehe..”
ELF             : “Fuh.. Dasar”

* * *
Kemudian..
FARIZ         : “Emmm, Elf. Minggu nanti datang ya ke lapangan, hari minggu itu klub kompleks kita bertanding dengan klub kompleks sebelah”
ELF             : “Untuk apa?, toh aku juga nggk bisa lihat kalian tendang bola” (pesimis)
TIAN          : “Jangan gitu donk El, walau pun nggk bisa lihat mereka , kamu bisa datang nyemangatin mereka kok”
FIKRI                   : “Benar kata Tian El. Kita kan jadi semangat low kamu ada. Hehe.”
ELF             : “Em, kalau gitu ia deh..”
WIWIK       : “Elf, minggu nanti biar aku yang jemput ya..”
ELF             : “Ya, makasih”

* * *
Elf yang telah memutuskan untuk pergi ke lapangan untuk menyemangati teman-temannya di jemput oleh Wiwik, dan mereka pun berjalan ke lapangan yang memang tidak jauh dari rumah Elf.
ELF             : “Wik, kau baik sekali ingin menjemputku”
WIWIK       : “Yeah, kebetulan hari ini aku mau jalan”
ELF             : “Kalau begitu terima kasih ya”
WIWIK       : “Ya, sama-sama”
         Di gerbang lapangan mereka telah di tunggu oleh Tian, Fikri, dan Fariz.
TIAN          : Elf, kita duduk di sini saja yuk. (menarik tangan Elf ke tempat duduk di pinggir lapangan di ikuti dengan Wiwik, Fikri, dan Fariz)
FIKRI         : “Ok, ini waktunya. Doakan kami menang ya…..”
         Setelah 2 babak pertandingan akhirnya pertandingan di menangkan oleh tim Fariz..
TIAN          : “Yeaahhhh, tim kompleks kita menang El.”
ELF             : “Ah, syukurlah”
WIWIK      : “Itu mereka datang” (sambil menunjuk Fariz cs)
TIAN          : “Selamat ya kalian menang”
FIKRI         : “Yah, begitulah, kami..”
WIANK      : “Hey, Kalian!!”
ELF             : “Siapa itu? Aku tak pernah mendengar suaranya sebelum ini”
FARIZ         : “Itu WIANK, kapten klub sepak bola kompleks sebelah”
WIWIK       : “Ada perlu apa dia ke mari”
WIANK      : “Selamat ya atas kemenangannya, lain kali kita tanding lagi”. “Oh ya.. aku WIANK” (mengangkat tangan untuk jabat tangan kepada Wiwik yang memandang aneh ke arah WIANK)
WIWIK       : “Oh, aku Wiwik” (menjabat tangan WIANK)
TIAN          : “Tian” (menjabat tangan WIANK)
ELF             : “aku Elf”
WIANK      : “Elf? Wah, namamu cantik. Secantik orangnya. Hehe.” “mengapa kau tak menjabat tangan ku?”
ELF             : “Aku.. aku tak bisa melihat”
WIANK      : (Syok ) “Maaf, aku tak tahu”
ELF             : “Tak apa-apa”
FARIZ         : “Baiklah, kita pulang yuk”
FIKRI         : “Ayo, aku sudah lelah sekali. Bye Rez, kita pulang dulu”
WIWIK       : “Bye”
All               : (jalan)
WIANK       : “oh ya.. Bye”
         Tapi, baru beberapa langkah terdengar suara WIANK lagi.
WIANK       : “Hey, tunggu!!” (lari mendekati Elf dkk). “Elf, di mana rumah mu?”
ELF             : “Emm, 2 blok dari sini. Rumah warna hijau”
WIANK       : “Oh, kok kamu bisa tahu warna rumahmu?”
ELF             : “Hehe..  Fariz yang bilang”
WIANK       : “Oh, low gitu kapan-kapan aku ke sana ya”
ELF             : “Ya”
FARIZ         : “Sudah. Ayo kita pulang” (Menarik Elf)
WIANK      : “Bye Elf”
ELF             : “Bye”
(Setelah agak menjauh dari WIANK)
ELF             : “Fariz, WIANK itu baik ya..” (suara pelan)
FARIZ         : “Emm, entahlah. Ku juga baru kenal dia 2 minggu lalu”
ELF             : “Oh.. gitu ya.”
FARIZ         : “Yup, memang kenapa?”
ELF             : “Nggk”.. “Sebenarnya sih, sejak dengar suaranya aku suka.. Tapi, apa dia juga akan suka ma ku dengan keadaan ku yang seperti ini? ” (berkata dalam hati)
FARIZ         : (Melihat Elf)

* * *
Sejak pertandingan itu, Elf semakin jarang keluar dari rumahnya, walau pun di bujuk oleh Fariz untuk ikut ke lapangan untuk bertemu dengan yang lainnya ia memilih untuk tinggal di rumahnya. Sampai suatu ketika saat Fariz datang ke rumanhya ia melihat Elf bersama dengan WIANK di depan rumahnya. Elf tampak gembira sekali.
FARIZ         : “Ah, ternyata karena dia kau tak pernah mau datang Elf” (Berkata dalam hati dan mimik yang sedih) “Kau kelihatan gembira sekali saat bersamanya. Aku gembira kalau kau juga gembira

* * *
Dua hari setelah itu.. Kegembiraan muncul
WIWIK       : “ELFFF..”
ELF             : “Ada apa?”
TIAN          : (Memeluk Elf) “Elf, sebentar lagi kau akan bisa melihat Elf. hahaha”
ELF             : “APA?”
WIWIK       : “Ia, Elf. Ada orang yang mau mendonorkan kornea matanya buat kamu”
ELF             : “A.. Are you really guys?”
TIAN          : “Betul El, kita nggk bercanda”
ELF             : “Siapa orang itu?”
WIWIK       : “Itulah, Elf. Kami juga tak tahu. Identitas orang itu di sembunyikan”
TIAN          : “Nggk usah di pikirkan Elf, yang penting kan kanu udah dapat mata. Bentar lagi kamu bisa melihat”
WIWIK       : “Yah.. Tian benar El”
Fariz dan Fikri datang wajah Fikri sangat sedih dan Fariz tetap seperti biasa.
TIAN          : “Fariz, Fikri ada berita bagus!!”
FARIZ         : “Oh ya? Apa?”
TIAN          : “Ada orang yang mendonorkan matanya untuk Elf. Bentar lagi Elf bisa melihat”
FARIZ         : “Wah, yang benar??”
TIAN          : “Benar. Ini suratnya” (menyodorkan surat)
FARIZ         : “Wah, selamat ya Elf” (Pats Elf’s head)
WIWIK       : “Fik, kok murung gitu dengar kabar gembira gini?”
FIKRI          : “Ah, nggk. Slamat ya Elf”
TIAN          : (Menatap aneh Fikri)
FARIZ         : “Kucing kesayangan Fikri baru aja mati gara-gara ke tabrak motor tadi pagi, jadi dia kayak gini deh”
FIKRI          : (Menatap sedih Fariz)
WIWIK       : “Oh, gitu..”
ELF             : “Yuk masuk. Kita rayakan kabar gembira ini”
All               : “Yuk..”                
WIANK       : (Datang)
* * *

Seminggu kemudian, operasi pencangkokkan mata Elf telah selesai dan waktunya perban mata Elf di buka. Semua teman-teman Elf datang untuk melihat moment yang sangat menggembirakan ini.
DOKTER      : “Ya.. buka mata pelan pelan Elf”
ELF             : (Buka mata)
DOKTER    : “Kedip-kedip kan pelan”
ELF             : (turuti kata dokter)
DOKTER    : “Apa yang Elf lihat?” (melambaikan tangan depan mata Elf)
ELF             : “Sesuatu yang bergerak-gerak dokter”
DOKTER    : “Yah, sebentar lagi matanya akan fokus dan dia akan melihat. Selamat Elf”
TIAN          : (Duduk di depan Elf) “Elf, bisa lihat aku nggk?”
ELF             : “Ya”. (Nangis) “Ya aku bisa. Ini Tian kan?” (pegang wajah Tian, mengalihkan pandangan)
WIWIK       : “Hai, Elf”
ELF             : “Wiwik” (berjalan menuju Wiwik) “Ini pasti tante kan” (memeluk tantenya)
TANTE        : “Ia Elf”
FIKRI          : “Elf”
ELF             : “Dan kau Fikri”
WIANK       : (Muncul dari belakang) “Hai Elf”
ELF             : (Berbalik) “WIANK”
WIANK      : “Yup, betul”
ELF             : (Celingak-celinguk) “Mana Fariz? Aku ingin melihatnya”
FIKRI          : “Emm, itu.. Dia lagi keluar kota. Ada yang harus dia kerjakan di sana”
ELF             : (Murung)
FIKRI          : “Tapi sebelum kamu operasi dia datang kok”, “Ia kan Tian, Wik?”
TIAN & WIWIK: “Ia”
ELF             : “Kapan dia kembali?”
FIKRI          : “Entahlah. Dia tidak bilang apa-apa”
TANTE        : “Sudah, nggk usah sedih. Nanti juga Fariz kembali. Ayo jangan murung. Kan teman-temanmu jadi ikut sedi juga.”
WIANK       : “Ia, betul Elf, Ayo kita rayakan saja”
ELF             : “Baiklah”

Hari itu adalah hari yang paling membahagiakan bagi Elf. Akhirnya, setelah sekian lama terkurung dalam kegelapan ia dapat melihat. Tapi ada sesuatu yang mengganjal pikirannya. Ke mana Fariz di saat Elf sedang bahagia seperti ini?

* * *

Seminggu telah berlalu sejak Elf dapat melihat fariz tak kunjung muncul menemuinya dan hanya menghubunginya lewat telpon, beberapa kali Elf meminta agar Fariz menemuinya tetapi Fariz selalu nenghindar dengan mengatakan bahwa ia sangat sibuk.
ELF              : (Melamun)
WIANK       : “Hey” (Menepuk bahu Elf)
ELF              : “Oh.. Kamu”
WIANK       : “Ya, knapa melamun?”
ELF              : “Nggg, lagi pikirin sesuatu”
WIANK       : “Fariz ya?”
ELF              : “Emm” (Mengangguk)
WIANK       : “Elf..”
ELF              : “Emm?”
WIANK       : “kw tau nggk, dari pertama ketemu aku tuh,, emm.. suka kamu”
ELF              : (Kaget) “…”
WIANK       : “Elf, Will you marry me?”
ELF              : “Emm, boleh aku pikir dulu?”
WIANK       : “Yup”
ELF              : (jalan agak ke depan sambil mondar mandir)“duh.. gimana ini, apa aku harus bilang ia atau tidak?  Emmm.. (Berbalik ke WIANK) “Ya. I will”. “walau sebenarnya aku menunggu dia mengatakan itu pada ku.. bukan kau
Tak lama setelah itu, mereka pun mengumumkan rencana pertunangan mereka kepada teman-teman yang lain.
FIKRI         : “WHATT??, Elf dan WIANK akan………”
TIAN          : “Ia, memang kenapa??”
FIKRI         : “Ini.. Ini tak boleh..” (Berlari mencari Elf)
WIWIK      : “Kenapa dia?”
TIAN          : “Entah..”
          Fikri mendatang rumah Elf dan dengan segera menemui Elf..
FIKRI         : “Elf..”
ELF            : “Fikri, ada apa?”
FIKRI         : “Ada sesuatu yang ingin ku beritahukan padamu”
ELF             : “Apa?”
FIKRI         : “Ini tentang Fariz” (mengajak Elf duduk) “Sebenarnya ia melarang ku memberitakukan ini pada mu, tapi karena aku tak tahan melihat sahabatku seperti ini dan kau berhak mengetahui sebenarnya”
ELF             : “Cepat ceritakan”
FIKRI          : “Sebenarnya, orang yang mendonorkan matanya untuk mu adalah Fariz Elf”
ELF             : “Ti, tidak.. Mengapa kau tak mencegahnya? Mengapa kau baru  memberi tahuku sebenarnya sekarang? Mengapa tak dari dulu, sebelum ini terjadi?” (Histeris)
FIKRI          : “ Aku tak bisa. Dia ingin membuat mu bahagia. Dia mencintaimu Elf, sejak awal, sejak kalian bertemu. Tapi, karena ia melihat mu sangat senang dekat dengan WIANK ia mengira kau menyukainya. Lalu, ia ingin melihatmu bahagia dengan WIANK sehingga ia memutuskan untuk memberimu matanya”
ELF             : “Di mana Fariz sekarang?” (menangis)
FIKRI          : “Itu, Dia.. nggg..”
ELF             : “Beritahu aku di mana dia Fikri”
FIKRI          : “Kau betul-betul ingin menemui Fariz Elf?”
ELF             : “Ya, antarkan aku”
Elf pun bergegas ketempat Fariz berada di antar oleh Fikri..
FIKRI          : “Mudah-mudahan waktunya cukup” (Cemas)
ELF             : “Apa maksudmu?”
FIKRI          : “Resiko memdonorkan mata kita kepada sesorang sangat besar Elf. Jika mata menolak kornea yang di berikan taruhannya adalah nyawa”
ELF             : “Jangan-jangan..” (melihat Fikri ngeri)
FIKRI          : (Mengangguk) “Ya, sejak mendonorkan kornea matanya, kesehatan Fariz terus menurun dan kemarin kondisinya makin parah”
Sesampai di tempat Fariz berada mereka melihat rumah itu terasa hawa kesedihan yang menyelimuti.
Memasuki rumah,
FIKRI                   : “Elf, kita terlambat”
ELF             : (syok melihat Fariz) “Tidak, kenapa ia begitu bodoh.. Fariz, ayo bangun bodoh” (terisak) “mengapa kau lakukan ini?? Kenapa??” (mengguncang badan Fariz)
FIKRI          : “Hentikan Elf, dia suda pergi. Ikhlaskan dia” (Merogoh sakunya) “Ini, Fariz menulis ini untukmu”
ELF             : (Membuka kertasnya)

Dear Elf,
Kalau kau membaca surat ini aku pasti sudah tak ada..
Dan Fikri pasti telah membertahu mu semunya..
Jadi, aku Cuma ingin berkata padamu gunakan baik-baik matamu, berbahagialah dengan WIANK dan hentikan tangismu, kau jelek kalau menangis tahu..
Emm, maaf membuat semua ini begitu rumit, aku hanya ingin membuatmu bahagia,
Senang sekali rasanya dapat bertemu denganmu, mungkin di kehidupan berikutnya kita bisa bertemu..

I love you Elf..

     Fariz


THE END